Minggu, 21 Desember 2008

Munas, 7 Bulan Lagi

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Rekan-rekan sekalian, Munas FLP 2009 direncanakan diselenggarakan di Surakarta, 3-5 Juli 2008. Berikut kami copikan proposalnya.
Wassalam
Ketua Panitia
Afifah Afra
www.afifahafra.com

Musyawarah Nasional
Forum Lingkar Pena (FLP) II 2009

“Sastra, Obat Luka-Luka Bangsa”

Proposal

Nama Kegiatan
Musyawarah Nasional Forum Lingkar Pena (FLP) II 2009

Tema
“Sastra, Obat Luka-Luka Bangsa”

Latar Belakang

Ada Apa dengan Indonesia?
Apakah yang tengah terjadi di Indonesia? Sebuah bangsa dengan kelimpahan anugerah sehingga gelar untaian zamrud khatulistiwa, dengan sepenuh kekaguman, dikalungkan oleh Multatuli kepada gugusan kepulauan yang terbentang dari Sabang hingga Merauke ini. Apakah yang tengah terjadi di Indonesia? Sebuah bangsa yang kaya sumber daya alam; emas, minyak bumi, besi, bauksit, timah, batu bara, gas alam, intan, mutiara dan aneka barang tambang lainnya; flora dan fauna yang fantastik, berlimpah dalam ragam dan kuantitas; alam tropis yang ramah, air yang melimpah, tanah yang subur, matahari yang bersinar sepanjang tahun; posisi yang strategis, di antara dua benua dan dua samudera. Semua anugerah yang tiada tara itu semestinya mampu menjadikan Indonesia bangsa yang berjaya. Namun, apakah yang tengah terjadi di Indonesia?

Majalah Foreign Policy (Juli 2007) melakukan riset tentang negara gagal di dunia, dan Indonesia termasuk di dalamnya. Selain itu, seperti yang dilansir ESCAP Population Data Sheet tahun 2006, indeks prestasi manusia Indonesia berada di urutan ke-7 dari 11 negara Asia Tenggara, rangking 108 dari 177 negara di dunia, sedangkan berdasarkan Human Development Report 2003, Human Development Index (HDI) Indonesia adalah peringkat 112 dari 175. Ironisnya, peringkat Indonesia ternyata berada di bawah Vietnam, negara yang baru saja bangkit dari konflik yang berlarut-larut.

Di samping semua itu, bencana menerpa bumi pertiwi ini nyaris tanpa jeda. Mulai bencana alam seperti tsunami dan gempa di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah, longsor, banjir, semburan lumpur Lapindo hingga kecelakaan pesawat terbang, kereta api, kapal laut dan kendaraan darat. Tak mau kalah, suasana politik bangsa pun semakin panas; demonstrasi anarkis, kerusuhan, jarah-menjarah, perpecahan parpol, caci-maki antartokoh, memberi warna suram pada proses demokrasi di negeri kita. Belum lagi korupsi yang merata nyaris di seluruh lini birokrasi, aneka pembunuhan mutilasi, berbagai penipuan berkedok investasi, membuat bangsa ini semakin carut marut. Memang, saat ini, Indonesia adalah sebuah negeri yang penuh luka-luka.

Sastra, Obat Luka-Luka
Menurut pakar psikologi sosial, David McClelland (dikutip dari buku apa tahun berapa halaman berapa), setiap manusia sebenarnya memiliki tiga kebutuhan mendasar, yakni need for achievement (kebutuhan berprestasi), need for power (kebutuhan untuk berkuasa) dan need for affiliation (kebutuhan untuk membina hubungan dengan orang lain). Masing-masing manusia memiliki konfigurasi ketiga kebutuhan tersebut secara berbeda-beda, namun menurut Mc Clelland, untuk bisa menjadi manusia yang maju, tingkat need for achievement itulah yang semestinya paling tinggi. Akan tetapi, kondisi yang terjadi di Indonesia ternyata justru berkebalikan dengan apa yang menurut McClelland mesti terjadi.

Bagaimana sastra berbicara dalam masalah ini? Masih dari penelitian McClelland. Psikolog tersebut ternyata menemukan sebuah teori, bahwa dongeng sebelum tidur ternyata berpengaruh terhadap prestasi suatu bangsa. McClelland membuat perbandingan antara dua negara adidaya pada abad 16, yakni Inggris dan Spanyol. Dalam penelitiannya, McClelland menemukan dongeng dan cerita anak Inggris abad ke-16 mengandung 'virus' yang menyebabkan pembaca atau pendengar terjangkit penyakit The need for Achievement (Kebutuhan Berprestasi) yang kemudian terkenal sebagai n-Ach. Sedangkan cerita dan dongeng Spanyol justru meninabobokan rakyatnya.

Psikolog ini, dengan bantuan beberapa ahli yang netral, menemukan puisi, drama, pidato penguburan, kisah epik di Inggris ternyata menunjukkan optimisme yang tinggi, keberanian untuk mengubah nasib, dan sikap tidak cepat menyerah. Cerita-cerita seperti ini dianggap memiliki nilai n-Ach tinggi. Lalu ia juga menemukan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi selalu didahului oleh The Need for Achievement yang tinggi dalam karya sastra masa itu. Ketika bergerak lebih jauh, mengumpulkan 1300 dongeng dan cerita anak dari berbagai negara era tahun 1925 dan 1950, ia mendapati cerita atau dongeng yang mengandung nilai n-Ach tinggi selalu diikuti pertumbuhan ekonomi yang tinggi di negara itu dalam kurun waktu 25 tahun kemudian.

Yang menarik, Ismail Marahaimin, guru besar Fakultas Ilmu Budaya UI, dalam makalahnya yang berjudul "Pembekalan pada Bengkel Penulis Cerita Anak," mengaitkan antara kepopuleran cerita si Kancil di Indonesia dengan mental para pemimpin bangsa. Kancil adalah sosok binatang yang licik. Mungkinkah dongeng tersebut juga berkontribusi terhadap bangsa Indonesia saat ini?
Kondisi bangsa kita yang suram, penuh luka-luka, harus segera diobati. Salah satunya adalah dengan menanamkan motivasi berprestasi (menaikkan n-Ach) setinggi mungkin. Bukankah Jepang, yang sekarang menjadi negara maju pun, pernah mengalami luka yang sangat parah tahun 1945? Dan, salah satu cara yang bisa diterapkan, adalah dengan bersastra. Sastra yang memotivasi untuk berprestasi. Sastra yang menjunjung optimisme tinggi, menceritakan keberanian mengubah nasib. Bukan sekadar sastra-sastra negatif yang justru membuat orang bersikap pesimis dan kehilangan harapan.

Forum Lingkar Pena dan Gerakan Sastra Motivasi
“Forum Lingkar Pena sangat fenomenal. FLP adalah hadiah Tuhan untuk Indonesia” (Taufiq Ismail).

Ungkapan Taufiq Ismail kami rasa tidak berlebihan. Dibandingkan dengan Negara-negara di Asia Tenggara lainnya, jumlah penulis di Indonesia-sebagaimana jumlah pertumbuhan penduduknya-sangat besar. Pada dekade terakhir Indonesia diramaikan oleh munculnya penulis-penulis muda berusia di bawah 30 tahun serta maraknya pertumbuhan kantong-kantong sastra di kota-kota di Indonesia.

Salah satu yang dianggap fenomenal adalah munculnya Forum Lingkar Pena (FLP), tahun 1997. Dalam waktu yang relatif singkat, organisasi yang memiliki cabang di hampir 30 propinsi dan di mancanegara ini telah beranggotakan lebih dari 5000 orang, hampir 70% anggotanya adalah perempuan. Dari jumlah ini, 500 di antaranya menulis secara aktif di berbagai media masa. Mereka berusaha membina 4500 anggota FLP lainnya untuk menjadi penulis pula! Selama dua belas tahun sejak berdiri, organisasi penulis ini telah menerbitkan lebih dari 500 buku yang sebagian besar terdiri dari karya sastra serius, fiksi remaja, dan cerita anak. Tidak ada lembaga yang mensponsori FLP. Kemandirian ini memungkinkan menulis sesuai kata hati. Koran Tempo, salah satu media paling berwibawa di Indonesia, menyebut FLP sebagi sebuah “Pabrik Penulis Cerita!”

Suatu hal yang menggembirakan, dari ratusan buku berlogo FLP yang diterbitkan oleh puluhan penerbit mitra, ternyata rata-rata berisi cerita-cerita yang memotivasi, sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh David McClelland tersebut. Jadi, dengan jaringan yang luas, anggota yang banyak, serta produktivitas yang tinggi, tak berlebihan jika FLP memiliki kesempatan emas untuk memperbaiki negeri ini, lewat gerakan sastra motivasi. Namun, untuk itu diperlukan upaya pembenahan internal, penyatuan visi, dan selanjutnya perumusan gerak nyata sehingga di umurnya yang ke dua belas ini FLP lebih optimal dalam memberikan sesuatu yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Pada dan melalui Musyawarah Nasional II inilah, FLP akan semakin mengukuhkan gerakannya untuk bangsa Indonesia.

Tujuan
1. Memilih Ketua Umum Forum Lingkar Pena 2009-2013
2. Memusyawarahkan berbagai permasalahan internal Forum Lingkar Pena.
3. Menawarkan “Gerakan Sastra Motivasi” sebagai obat luka-luka bangsa.
4. Merumuskan berbagai rekomendasi demi kemajuan dunia literasi Indonesia baik untuk dilaksanakan oleh Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena periode 2009-2013 maupun diusulkan kepada berbagai pihak terkait.

Target
1. Terpilihnya Ketua Umum Forum Lingkar Pena periode 2009-2013.
2. Terselesaikannya masalah-masalah internal Forum Lingkar Pena
3. Pencanangan “Gerakan Sastra Motivasi” sebagai sarana mengobati luka-luka bangsa
4. Munculnya rekomendasi-rekomendasi dan wacana-wacana baru yang memperkaya khasanah dunia literasi Indonesia.

Penyelenggara
1. Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena (FLP)
2. Pengurus Forum Lingkar Pena (FLP) Jawa Tengah
3. Pengurus Forum Lingkar Pena (FLP) Surakarta

Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis – Minggu, 3-5 Juli 2009
Jam : 07.00 - 22.00
Tempat : 1. Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT)
2. Asrama Haji Donohudan

Bentuk Kegiatan
1. One Stop Literacy Forum
Yaitu serangkaian kegiatan literasi meliputi seminar nasional, parade penulis, bedah buku, peluncuran 100 buku dan penganugerahan Lingkar Pena Award.

1.1. Seminar Nasional “Sastra Sebagai Obat Luka-Luka Bangsa”
Pembicara Kunci :
Dr. Adiyaksa M. Dault (Menpora)
Pembicara Inti :
1) Taufik Ismail (sastrawan)
2) Prof. Dr. Suminto A. Sayuti (guru besar Universitas Negeri Yogyakarta)
3) Helvy Tiana Rosa, S.S., M.Hum (pendiri Forum Lingkar Pena, Anggota Majelis Sastra Asia Tenggara)
Moderator :
Mochamad Irfan Hidayatullah, S.S., M. Hum (Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena)
1.2. Peluncuran Gerakan Sastra Motivasi sebagai Obat Luka-Luka Bangsa

1.3. Parade Penulis
Menghadirkan lima penulis senior dan lima penulis yunior Forum Lingkar Pena
Penulis senior
1. Mutmainnah
2. Izzatul Jannah
3. Asma Nadia
4. Muttaqwiati
5. Pipiet Senja
6. Ifa Afianti
Penulis yunior
1. Shinta Yudisia Wisudanti
2. Habiburahman el-Shirazy
3. Adzimatinur Siregar
4. Rahmadianti
5. Sakti Wibowo
6. Tasaro
Moderator : Nassirun Purwokartun, Boim LeBon
1.4.Bedah Buku
1.5. Pemberian Anugerah Pena


2. Pecah Rekor MURI
“Menulis Cerpen Bareng Lima Ratus Orang” di Citywalk, Jalan Slamet Riyadi, Surakarta
“Peluncuran 100 Buku” karya Forum Lingkar Pena
“Organisasi Penulis Beranggota Terbanyak”

3. Sidang-Sidang
Berupa sidang laporan pertanggungjawaban ketua umum PP Forum Lingkar Pena, diskusi masalah internal Forum Lingar Pena, pemilihan ketua umum PP Forum Lingkar Pena, serta rekomendasi-rekomendasi.

Peserta
Kegiatan yang Terbuka untuk Umum :
2000 orang, terdiri dari pelajar, mahasiswa, guru, pegiat literasi dan umum.

Kegiatan Internal
Dihadiri oleh 350 peserta yang terdiri dari:
1. Perwakilan pengurus FLP wilayah dan cabang dalam negeri
2. Perwakilan pengurus FLP wilayah dan cabang luar negeri

Alamat Panitia
Panitia Musyawarah Nasional Forum Lingkar Pena
Jl Apel II/30, Jajar, Laweyan, Surakarta.
Tlp. 0271-7589916, Fax. 0271-710812
email: munasflp2009@gmail.com
blog: http://munasflp2009.blogspot.com